Rabu, 06 Januari 2016

FF Gaje romance/Wolf and Vampire~ Chapter 1

Wolf and Vampire~ Chapter 1




Main Cast            : G.A’s member, BTS’s member
Support Cast        : EXO, and Other
Genre                   : School life, fight, death, love, sad





Author pov

 Ada sebuah kaum yang sangat ditakuti oleh seluruh kaum di dunia. Mereka adalah kaum Dracula. Kaum Dracula menemukan beberapa kaum yang besar di bumi. Diantaranya adalah kaum vampire dan kaum serigala. Mereka berada di bawah naungan kaum Dracula. Akan tetapi mereka bermusuhan. Mereka bersaing untuk menjadi kaum kepercayaan Dracula. Tetapi tetua Dracula lebih memilih kaum vampire karena mereka sama- sama penghisap darah. Kaum serigala merasa iri dan menyimpan dendam untuk waktu yang sangat lama.

***

“Aku sangat tidak setuju. Kenapa kita harus bersekolah?!”protes seorang yeoja berambut biru.

“Itu demi kebaikan kita semua. Kalian harus bisa beradaptasi dengan manusia.” Seorang pria menatap tajam kearah seorang gadis didepannya.

”Appa!!”

”NARA!!!!” teriak pria yang dipanggil ayah.

“Aku membencimu.” Lirih NaRa sambil menahan airmata. Ia langsung berlari secepat mungkin kearah hutan sampai ia berada di ujung tebing.

“Yakk! Kim Na Ra apa yang akan kau lakukan?!”teriak seorang namja.

“ Kau lagi.”cibir NaRa.

“Para pelayanmu mencarimu.”Namja itu mendekati NaRa dan memeluknya dari belakang.

”Tentang perasaanmu.”namja itu mendekatkan wajahnya.

”Jimin-ah, apa kau bersungguh-sungguh? Bagaimana dengan Zelo? Bagaimana jika ia tidak terima dengan keputusanku?”Jimin sedang menerka-nerka ekspresi Zelo.

”Mungkin ia akan membunuhku?” tanya Jimin tiba-tiba.

”Aniyo. Dia bukan tipe orang yang seperti itu. Kau tahu?” tanya NaRa sambil mengeratkan pelukan Jimin.

“Aku akan bersekolah.”sambungnya.

“Itu bagus.”

” Kenapa kau bilang itu ide yang bagus?”tanya NaRa sambil menyatukan pipinya dengan pipi Jimin.

” Kita bisa mendapatkan darah yang banyak tanpa menunggu.”

“Bukan itu tujuannya.”

“Lalu.” Jimin berusaha mencium NaRa.

“Hajima. Ia ingin kita bisa beradaptasi dengan manusia.”

“Yakk! Apa yang kalian lakukan disini?” tiba-tiba seorang namja menghampiri mereka.

“Eoh, J-Hope oppa. Akhirnya kau kembali juga.”NaRa berusaha melepas pelukan Jimin dan langsung memeluk namja bernama J-Hope.

“Kau tidak pernah memelukku setulus itu.”

“Sepertinya si pendek itu cemburu. Dimana SheeNa?”

“Dia ada di Hutan di pohon biasanya. Dia menunggumu setiap hari tanpa minum darah dan dia tak pernah pulang ke rumah. Dia sangat mencintaimu.” Bisik NaRa.

“Arraseo. Aku pergi.”J-Hope meninggalkan Jimin dan NaRa.

“Kajja kita berlomba.” Usul NaRa.


“Berlomba?”

“Ne. Kita adu cepat lari kita.” Usul NaRa.

“Arraseo, aku mengikuti permintaanmu. Kalau aku kalah kau boleh minta apapun dariku. Begitu juga sebaliknya.” Jimin tersenyum evil.

“Baiklah. Kita mulai dari sini sampai…..eum….sampai..sampai kastil para tetua.” Usul NaRa.

“Arraseo.”Jimin mengangguk-anggukkan kepala.

“Han.”

“Dul.”

“Set.”

Jimin dan NaRa beradu lari. Para vampire lainnya melihat mereka dengan bosan. Sudah kebiasaan anak dari tetua melakukan hal-hal yang aneh.

“Mereka itu sudah seperti tidak ada pekerjaan lain.” Cibir salah satu vampire.
                
Mereka terus berlari sekuat-kuatnya. Jimin berhasil mendahului NaRa dan bersorak penuh kemenangan.

“Yeah. Akhirnya aku mengalahkanmu untuk yang kesekian kalinya.”

“Arraseo. Apa yang kau inginkan?” tanya NaRa malas.
                
Jimin mendekati NaRa, membuat yeoja itu bingung dengan apa yang akan dilakukan namja didepannya ini. Ia semakin mendekat. Jimin memeluk NaRa dengan memejamkan matanya. Namja itu mengangkat dagu NaRa dan mendekati bibirnya.

J-Hope pov.

Aku terus berlari untuk menemui SheeNa di bawah pohon sakura. Dia sedang duduk menghadap matahari dengan pandangan kosong. 

"SheeNa-ah" panggilku. Yeoja itu menolehkan kepalanya dengan menunjukkan wajah terkejutnya.

"O-oppa." Aku menghampiri dan memeluknya lama.

"K-kapan oppa pulang? Kenapa tidak memberitahuku? Gwenchana? Kau butuh darah?" tanya yeoja di depanku ini sambil memegang rahangku.

"Aniyo.Yang butuh itu kau." aku bangkit dan menatapnya.

"Kajja kita berburu." ajakku sambil mengenggam tangan SheeNa.

***

Author pov.
                
Seulgi sedang berjalan bersama Yongguk. Tiba-tiba ia melihat sebuah pemandangan gratis.

“Yongguk-ah. Berhenti.”tahan Seulgi.

“Wae?” tanya Yongguk polos.

“Coba lihat mereka. Bukankah itu si rambut biru, anak tetua. Dan bukankah itu Park Jimin?” Seulgi meneliti dengan memicingkan matanya.

“Nde. Itu NaRa dan Jimin. Bukankah ini sangat menarik. Kajja.”

**

“Kau. Kenapa menciumku?” tanya NaRa kesal.

“Bukankah kita sudah melakukannya berkali-kali?” Jimin menyeringai.

“Keundae….”

“Aissh, sudahlah kajja kita cari tempat yang lebih romantis.” Jimin memotong pembicaraan NaRa dan menggendong yeoja itu ala bridal style.

Keesokan harinya

“Kalian akan bersekolah begitu juga dengan anak dari Sinhyuk.” Jelas Leeteuk.

“Jadi mereka akan ikut dengan kita?” tanya SeulMi.

“Aigoo pasti akan sangat menyenangkan.” Ryu dan SeokKyeon tersenyum-senyum sendiri.

“Yakk! Jangan berangan-angan.” Cibir HyunSoo.

“Kau seperti tidak tahu mereka, eonnie.” JiAe ikut berbicara.

“Tapi, sepertinya NaRa dan SheeNa lah yang sangat senang. Karena disana ada Jimin dan J-Hope.” Kyura tersenyum evil.

“Aissh. Kau sok tau.” Cibir NaRa.

“NaRa.” Panggil.

“Ne, appa.” Sahutnya.

“Aku dengar dari Seulgi dan Yongguk kemarin kau berciuman dengan Jimin di dekat kastil.” NaRa menatap tak percaya.

“A..a..aniyo, s- siapa bilang? Itu tidak mungkin.” NaRa mengucapkannya dengan terbata-bata.

“Jangan mengelak.” Tiba-tiba Seulgi dan Yongguk datang.

“Aissh jinjja. Kalian mengadukannya pada orang itu.” Bisik NaRa.

“Hentikan. Cepat bersiap-siap, baju kalian ada di kamar kalian masing-masing. Semuanya sudah ku urus, kalian tinggal berangkat sekolah.” Perintah Leeteuk.

"Kyura, kau harus membantu appa disini."Kyura mengangguk.

"Yang lain bersiap-siaplah." sambung Leeteuk

“Ne, appa.” Mereka membungkukkan badan dan pergi.

**


“Mengapa para pelayan harus ikut?” tanya NaRa pada Jimin.

“Mereka akan menjaga kita bila kita sedang sendirian. Tapi mereka tidak terlihat.”

“Tapi aku kan kau yang menjaga, kenapa harus pelayan?”

“Jinjja? Berarti kau akan menghabiskan waktu sepanjang hari denganku Nona Kim.” Jimin menyeringai.

“Buanglah jauh-jauh otak yadongmu itu, Park Jimin.” Mereka berangkat sekolah dengan mobil. 

Terkecuali NaRa dan Jimin, mereka naik motor sport milik Jimin. Setelah sampai di sekolah banyak siswa-siswi yang mengarahkan tatapan mereka pada 3 mobil warna hitam dan satu motor berwarna biru hitam.

“Mereka murid baru, ya? Kenapa banyak sekali?” ujar seorang siswa.

“Molla. Lebih baik kita masuk ke kelas.” Ajak teman disampingnya.

“Cha. Kita sampai.” RapMon terlihat sangat senang.

“Kalau begitu kajja kita masuk ke kelas.”ajak NaRa.

“Memangnya kau tahu dimana kelas kita?” tanya SheeNa.

“Molla.” NaRa menunjukkan cengiran bodohnya.

“Sifat pabomu keluar, tahu.” Ejek SeoKyeon.

*

“Kalian pindahan dari Amerika, bukan?” seorang pria melihat dokumen-dokumen yang ada di atas mejanya.

“Kang seonsaengnim, tolong antar mereka ke kelas 1-2.” Sambungnya.

“Ne, sajangnim.” Pria yang dipanggil Kang seonsaengnim itu membungkuk.

“Mari ikut saya.” Kang seonsaengnim berjalan didepan 14 anak itu.
Mereka berjalan dibelakang Kang seonsaeng. Tidak ada yang membuka pembicaraan. Akhirnya Kang seonsaeng membuka mulutnya.

“Aku 300 tahun lebih tua darimu, anak dari Leeteuk.” NaRa menghentikan langkahnya.

“Jadi kau sama seperti kami?” tanya NaRa. Pria itu mengangguk.

“Tidak usah basa-basi. Dimana kelasnya?” Taehyung mencairkan suasana.

Kelas itu menjadi hening seketika saat Kang seonsaengnim masuk diikuti beberapa murid di belakangnya. Kedua belas namja sedang menatap seorang yang berada di belakang pas Kang seonsaengnim. NaRa.

“Auranya gelap juga, ne?” namja bermata Rusa sedang meneliti kekuatan NaRa.

“Eoh. Dia itu sangat cepat dan sangat santai tapi ceroboh. Dia hebat dalam menggunakan berbagai macam senjata. Dia bisa terbang melampaui Kris. Kekuatannya setara dengan Siwon appa.”jelas namja itu sambil terus menatap NaRa.

“Yang lain biasa-biasa saja. Kecuali namja itu. Dia hampir sama dengan yeoja yang itu.” Ia menunjuk Jimin kemudian NaRa.

Merasa ada yang membicarakannya, NaRa melihat sekelilingnya dan menemukan 12 orang namja yang sedang bertelepati.

“Kalian silahkan duduk di sebelah sana.”ujar Kang seonsaengnim.

 Keempat belas murid itu mulai mengisi bangku-bangku yang kosong. SeoKyeon dengan JungKook di depan, HyunSoo dengan Rap Monster, Ryu duduk dengan Suga, SeulMi dengan Jin, JiAe duduk dengan Taehyung, SheeNa bersama J-Hope di depan Jimin dan NaRa yang duduk paling belakang. Saat Kang seonsaengnim mulai menjelaskan materi, seorang namja berambut hitam pekat melempar kertas kearah NaRa.

'Kita bertemu diatap sekolah setelah pulangnanti, hanya kalian dan kami.' 

NaRa dan Jimin menatap namja itu dengan mengangguk.

~0o0~

"Ada apa?" tanya Jimin ketus. 

"Santai saja, aku hanya ingin mengetes kalian saja." namja berambut hitam itu menyeringai. 

"Kami adalah kaum serigala. Xiumin, LuHan, Kris, Lay, Chanyeol, Baekhyun, Chen, D.O, Tao, Kai, dan Sehun. Namaku Suho." Jimin mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. 

Tiba-tiba Tao menyerang NaRa dengan mendadak. Jimin menghampiri mereka tapi kedua tangannya di pegangi oleh Kai dan Sehun.

"Lepaskan aku, brengsek!!" Jimin terus memberontak dengan mencoba melepaskan diri. 

Kris berdiri di hadapan Jimin dan memegangi kepala namja itu. 

"Vampire itu monster. Dan monster harus di lenyapkan." Kris memegangi bahu dan menarik rambut Jimin mencoba melepas kepalanya. 

"Nappeun saekki-ya." ujar seseorang. 

"Apa yang kau lakukan disini?!" gertak Kris. 

"Aku hanya ingin menyelamatkan saudaraku. Jadi pergi atau bertarung?" namja itu melepas kacamatanya.

"Kita mundur." Suho meninggalkan atap sekolah di ikuti gank-nya.

"Jimin-ah." NaRa menghampiri Jimin yang sedang terkapar. 

"Lebih baik kita bawa pulang." seorang yeoja datang dan langsung membawa ketiga vampir itu menghilang.


Jimin sedang terkapar dengan menahan rasa sakit di bagian lehernya. 

"Untung kepalamu tidak putus." JungKook menatap iba kearah Jimin.

"Hey, pendek. Kalau kau melanggar aturan seperti tadi, aku akan membiarkan kepalamu putus!" ujar Suga to the point. 

"Aku yakin, kau bahkan tidak tega hyung." Rap Monster merangkul Suga yang sedang berdiri di ambang pintu. 

"Kami akan berburu. NaRa kau jaga Jimin, ne? Kalau ada apa-apa tinggal telepati saja." J-Hope dan rombongannya meninggalkan kastil.

"Apa rasanya masih sakit?" tanya NaRa. 

"Ne, sangat sakit sekali. Aku bahkan hampir menangis." Tiba-tiba NaRa memeluk Jimin. 

"Kau tahu? Aku sangat khawatir padamu, Park Jimin pabo." Jimin tersenyumlebar mendengar suara parau NaRa. 

"Kau." Jimin menunggu ucapan NaRa selanjutnya.

"Saranghae." Jimin terdiam mendengar apa yang barusan di dengarnya. Tangannya terulur untuk mendekap NaRa di rangkulannya. 

BRAKK.









~Tunggu kisah selanjutnya di chapter 2~


                                                                                                                                       Kim Na Ra


               
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar