Main
Cast : G.A’s member, BTS’s
member
Support
Cast : EXO, and Other
Genre : School
life, fight, death, love, sad
Author
pov
Ada sebuah kaum yang sangat
ditakuti oleh seluruh kaum di dunia. Mereka adalah kaum Dracula. Kaum Dracula
menemukan beberapa kaum yang besar di bumi. Diantaranya adalah kaum vampire dan
kaum serigala. Mereka berada di bawah naungan kaum Dracula. Akan tetapi mereka
bermusuhan. Mereka bersaing untuk menjadi kaum kepercayaan Dracula. Tetapi
tetua Dracula lebih memilih kaum vampire karena mereka sama- sama penghisap
darah. Kaum serigala merasa iri dan menyimpan dendam untuk waktu yang sangat
lama.
***
“Aku
sangat tidak setuju. Kenapa kita harus bersekolah?!”protes seorang yeoja
berambut biru.
“Itu
demi kebaikan kita semua. Kalian harus bisa beradaptasi dengan manusia.”
Seorang pria menatap tajam kearah seorang gadis didepannya.
”Appa!!”
”NARA!!!!”
teriak pria yang dipanggil ayah.
“Aku
membencimu.” Lirih NaRa sambil menahan airmata. Ia langsung berlari secepat
mungkin kearah hutan sampai ia berada di ujung tebing.
“Yakk!
Kim Na Ra apa yang akan kau lakukan?!”teriak seorang namja.
“ Kau lagi.”cibir NaRa.
“Para
pelayanmu mencarimu.”Namja itu mendekati NaRa dan memeluknya dari belakang.
”Tentang
perasaanmu.”namja itu mendekatkan wajahnya.
”Jimin-ah,
apa kau bersungguh-sungguh? Bagaimana dengan Zelo? Bagaimana jika ia tidak
terima dengan keputusanku?”Jimin sedang menerka-nerka ekspresi Zelo.
”Mungkin
ia akan membunuhku?” tanya Jimin tiba-tiba.
”Aniyo.
Dia bukan tipe orang yang seperti itu. Kau tahu?” tanya NaRa sambil mengeratkan
pelukan Jimin.
“Aku
akan bersekolah.”sambungnya.
“Itu
bagus.”
”
Kenapa kau bilang itu ide yang bagus?”tanya NaRa sambil menyatukan pipinya
dengan pipi Jimin.
”
Kita bisa mendapatkan darah yang banyak tanpa menunggu.”
“Bukan
itu tujuannya.”
“Lalu.”
Jimin berusaha mencium NaRa.
“Hajima.
Ia ingin kita bisa beradaptasi dengan manusia.”
“Yakk!
Apa yang kalian lakukan disini?” tiba-tiba seorang namja menghampiri mereka.
“Eoh,
J-Hope oppa. Akhirnya kau kembali juga.”NaRa berusaha melepas pelukan Jimin dan
langsung memeluk namja bernama J-Hope.
“Kau
tidak pernah memelukku setulus itu.”
“Sepertinya
si pendek itu cemburu. Dimana SheeNa?”
“Dia
ada di Hutan di pohon biasanya. Dia menunggumu setiap hari tanpa minum darah
dan dia tak pernah pulang ke rumah. Dia sangat mencintaimu.” Bisik NaRa.
“Arraseo.
Aku pergi.”J-Hope meninggalkan Jimin dan NaRa.
“Kajja
kita berlomba.” Usul NaRa.
“Berlomba?”
“Ne.
Kita adu cepat lari kita.” Usul NaRa.
“Arraseo,
aku mengikuti permintaanmu. Kalau aku kalah kau boleh minta apapun dariku.
Begitu juga sebaliknya.” Jimin tersenyum evil.
“Baiklah.
Kita mulai dari sini sampai…..eum….sampai..sampai kastil para tetua.” Usul
NaRa.
“Arraseo.”Jimin
mengangguk-anggukkan kepala.
“Han.”
“Dul.”
“Set.”
Jimin dan NaRa beradu lari. Para
vampire lainnya melihat mereka dengan bosan. Sudah kebiasaan anak dari tetua
melakukan hal-hal yang aneh.
“Mereka
itu sudah seperti tidak ada pekerjaan lain.” Cibir salah satu vampire.
Mereka terus berlari
sekuat-kuatnya. Jimin berhasil mendahului NaRa dan bersorak penuh kemenangan.
“Yeah.
Akhirnya aku mengalahkanmu untuk yang kesekian kalinya.”
“Arraseo.
Apa yang kau inginkan?” tanya NaRa malas.
Jimin mendekati NaRa, membuat
yeoja itu bingung dengan apa yang akan dilakukan namja didepannya ini. Ia
semakin mendekat. Jimin memeluk NaRa dengan memejamkan matanya. Namja itu
mengangkat dagu NaRa dan mendekati bibirnya.
J-Hope pov.
Aku terus berlari untuk menemui SheeNa di bawah pohon sakura. Dia sedang duduk menghadap matahari dengan pandangan kosong.
"SheeNa-ah" panggilku. Yeoja itu menolehkan kepalanya dengan menunjukkan wajah terkejutnya.
"O-oppa." Aku menghampiri dan memeluknya lama.
"K-kapan oppa pulang? Kenapa tidak memberitahuku? Gwenchana? Kau butuh darah?" tanya yeoja di depanku ini sambil memegang rahangku.
"Aniyo.Yang butuh itu kau." aku bangkit dan menatapnya.
"Kajja kita berburu." ajakku sambil mengenggam tangan SheeNa.
***
Author pov.
Seulgi sedang berjalan bersama
Yongguk. Tiba-tiba ia melihat sebuah pemandangan gratis.
“Yongguk-ah.
Berhenti.”tahan Seulgi.
“Wae?”
tanya Yongguk polos.
“Coba
lihat mereka. Bukankah itu si rambut biru, anak tetua. Dan bukankah itu Park
Jimin?” Seulgi meneliti dengan memicingkan matanya.
“Nde.
Itu NaRa dan Jimin. Bukankah ini sangat menarik. Kajja.”
**
“Kau.
Kenapa menciumku?” tanya NaRa kesal.
“Bukankah
kita sudah melakukannya berkali-kali?” Jimin menyeringai.
“Keundae….”
“Aissh,
sudahlah kajja kita cari tempat yang lebih romantis.” Jimin memotong
pembicaraan NaRa dan menggendong yeoja itu ala bridal style.
Keesokan
harinya
“Kalian
akan bersekolah begitu juga dengan anak dari Sinhyuk.” Jelas Leeteuk.
“Jadi
mereka akan ikut dengan kita?” tanya SeulMi.
“Aigoo
pasti akan sangat menyenangkan.” Ryu dan SeokKyeon tersenyum-senyum sendiri.
“Yakk!
Jangan berangan-angan.” Cibir HyunSoo.
“Kau
seperti tidak tahu mereka, eonnie.” JiAe ikut berbicara.
“Tapi,
sepertinya NaRa dan SheeNa lah yang sangat senang. Karena disana ada Jimin dan
J-Hope.” Kyura tersenyum evil.
“Aissh.
Kau sok tau.” Cibir NaRa.
“NaRa.”
Panggil.
“Ne,
appa.” Sahutnya.
“Aku
dengar dari Seulgi dan Yongguk kemarin kau berciuman dengan Jimin di dekat
kastil.” NaRa menatap tak percaya.
“A..a..aniyo,
s- siapa bilang? Itu tidak mungkin.” NaRa mengucapkannya dengan terbata-bata.
“Jangan
mengelak.” Tiba-tiba Seulgi dan Yongguk datang.
“Aissh
jinjja. Kalian mengadukannya pada orang itu.” Bisik NaRa.
“Hentikan.
Cepat bersiap-siap, baju kalian ada di kamar kalian masing-masing. Semuanya
sudah ku urus, kalian tinggal berangkat sekolah.” Perintah Leeteuk.
"Kyura, kau harus membantu appa disini."Kyura mengangguk.
"Yang lain bersiap-siaplah." sambung Leeteuk
"Kyura, kau harus membantu appa disini."Kyura mengangguk.
"Yang lain bersiap-siaplah." sambung Leeteuk
“Ne,
appa.” Mereka membungkukkan badan dan pergi.
**
“Mengapa
para pelayan harus ikut?” tanya NaRa pada Jimin.
“Mereka
akan menjaga kita bila kita sedang sendirian. Tapi mereka tidak terlihat.”
“Tapi
aku kan kau yang menjaga, kenapa harus pelayan?”
“Jinjja?
Berarti kau akan menghabiskan waktu sepanjang hari denganku Nona Kim.” Jimin
menyeringai.
“Buanglah
jauh-jauh otak yadongmu itu, Park Jimin.” Mereka
berangkat sekolah dengan mobil.
Terkecuali NaRa dan Jimin, mereka naik motor
sport milik Jimin. Setelah sampai di sekolah banyak siswa-siswi yang
mengarahkan tatapan mereka pada 3 mobil warna hitam dan satu motor berwarna
biru hitam.
“Mereka
murid baru, ya? Kenapa banyak sekali?” ujar seorang siswa.
“Molla.
Lebih baik kita masuk ke kelas.” Ajak teman disampingnya.
“Cha.
Kita sampai.” RapMon terlihat sangat senang.
“Kalau
begitu kajja kita masuk ke kelas.”ajak NaRa.
“Memangnya
kau tahu dimana kelas kita?” tanya SheeNa.
“Molla.”
NaRa menunjukkan cengiran bodohnya.
“Sifat
pabomu keluar, tahu.” Ejek SeoKyeon.
*
“Kalian
pindahan dari Amerika, bukan?” seorang pria melihat dokumen-dokumen yang ada di
atas mejanya.
“Kang
seonsaengnim, tolong antar mereka ke kelas 1-2.” Sambungnya.
“Ne,
sajangnim.” Pria yang dipanggil Kang seonsaengnim itu membungkuk.
“Mari
ikut saya.” Kang seonsaengnim berjalan didepan 14 anak itu.
Mereka
berjalan dibelakang Kang seonsaeng. Tidak ada yang membuka pembicaraan.
Akhirnya Kang seonsaeng membuka mulutnya.
“Aku
300 tahun lebih tua darimu, anak dari Leeteuk.” NaRa menghentikan
langkahnya.
“Jadi
kau sama seperti kami?” tanya NaRa. Pria itu mengangguk.
“Tidak
usah basa-basi. Dimana kelasnya?” Taehyung mencairkan suasana.
Kelas
itu menjadi hening seketika saat Kang seonsaengnim masuk diikuti beberapa murid
di belakangnya. Kedua belas namja sedang menatap seorang yang berada di
belakang pas Kang seonsaengnim. NaRa.
“Auranya
gelap juga, ne?” namja bermata Rusa sedang meneliti kekuatan NaRa.
“Eoh.
Dia itu sangat cepat dan sangat santai tapi ceroboh. Dia hebat dalam
menggunakan berbagai macam senjata. Dia bisa terbang melampaui Kris.
Kekuatannya setara dengan Siwon appa.”jelas namja itu sambil terus menatap
NaRa.
“Yang
lain biasa-biasa saja. Kecuali namja itu. Dia hampir sama dengan yeoja yang
itu.” Ia menunjuk Jimin kemudian NaRa.
Merasa
ada yang membicarakannya, NaRa melihat sekelilingnya dan menemukan 12 orang
namja yang sedang bertelepati.
“Kalian
silahkan duduk di sebelah sana.”ujar Kang seonsaengnim.
Tiba-tiba Tao menyerang NaRa dengan mendadak. Jimin menghampiri mereka tapi kedua tangannya di pegangi oleh Kai dan Sehun.
"Lepaskan aku, brengsek!!" Jimin terus memberontak dengan mencoba melepaskan diri.
Kris berdiri di hadapan Jimin dan memegangi kepala namja itu.
"Vampire itu monster. Dan monster harus di lenyapkan." Kris memegangi bahu dan menarik rambut Jimin mencoba melepas kepalanya.
"Nappeun saekki-ya." ujar seseorang.
"Apa yang kau lakukan disini?!" gertak Kris.
"Aku hanya ingin menyelamatkan saudaraku. Jadi pergi atau bertarung?" namja itu melepas kacamatanya.
"Kita mundur." Suho meninggalkan atap sekolah di ikuti gank-nya.
"Jimin-ah." NaRa menghampiri Jimin yang sedang terkapar.
"Lebih baik kita bawa pulang." seorang yeoja datang dan langsung membawa ketiga vampir itu menghilang.
Jimin sedang terkapar dengan menahan rasa sakit di bagian lehernya.
"Untung kepalamu tidak putus." JungKook menatap iba kearah Jimin.
"Hey, pendek. Kalau kau melanggar aturan seperti tadi, aku akan membiarkan kepalamu putus!" ujar Suga to the point.
"Aku yakin, kau bahkan tidak tega hyung." Rap Monster merangkul Suga yang sedang berdiri di ambang pintu.
"Kami akan berburu. NaRa kau jaga Jimin, ne? Kalau ada apa-apa tinggal telepati saja." J-Hope dan rombongannya meninggalkan kastil.
"Apa rasanya masih sakit?" tanya NaRa.
"Ne, sangat sakit sekali. Aku bahkan hampir menangis." Tiba-tiba NaRa memeluk Jimin.
"Kau tahu? Aku sangat khawatir padamu, Park Jimin pabo." Jimin tersenyumlebar mendengar suara parau NaRa.
"Kau." Jimin menunggu ucapan NaRa selanjutnya.
"Saranghae." Jimin terdiam mendengar apa yang barusan di dengarnya. Tangannya terulur untuk mendekap NaRa di rangkulannya.
BRAKK.
~Tunggu kisah selanjutnya di chapter 2~
Kim Na Ra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar