Kamis, 12 Mei 2016

FF Yugyeom GOT7 / If You Do (Chapter 1)



If You Do

Title                 : If You Do.
Cast                 : - Yugyeom (GOT7)
                          - Lee Shin Ah (Oc)
                          - Choi Ji An (Oc)
                          - Mark Tuan (GOT7)
Support cast     : All member Got7 & other
Genre               : Romance, Sad, School life
Rating              : General.
Length             : Oneshot.


~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
Maafkan aku karena tidak memilihmu.....
Maaf karena aku tidak mengetahui perasaanmu....
Maaf karena telah menyakiti hatimu...
Mianhae.....



Shin Ah POV


Malam itu...., seperti biasa aku dan salah satu sahabatku berjalan menyusuri trotoar yang setiap hari kami lewati sepulang sekolah. Dia adalah Yugyeom. Salah satu murid namja yang paling populer di sekolah. Ia tampan dan juga tinggi. Selain itu, dia juga pandai menari modern dance. Aku sendiri sangat terpukau melihatnya menari dihadapanku secara langsung. Dan itu hanya aku. Ya, aku sering menemani Yugyeom berlatih dance di sekolah seperti hari ini. Ia sangat suka jika aku menemaninya saat latihan. Ia selalu meminta komentarku tentang tarian yang ia praktikkan. Tapi hari ini..., tak seperti biasanya. Yugyeom sama sekali tidak meminta komentarku. Ia hanya latihan seperti tak ada seorangpun disana. Tak melirik sekalipun padaku. Aku sangat khawatir, apa yang terjadi pada Yugyeom saat ini? Awalnya, aku tak berani bertaya padanya. Akan tetapi, rasa penasaran menggodaku untuk tahu apa yang terjadi padanya. “Yugyeom-ah. Kau tidak seperti biasanya. Kenapa hari ini kau seperti tidak ingin berbicara padaku?” Yugyeom menghentikan langkahnya. “Aniya.” Jawab Yugyeom dingin.

Oh, sungguh. Kali ini dia seperti bukan seorang Yugyeom yang sering kulihat. Ia dingin, kenapa sekarang keadaan  jadi serba salah? “Ayolah..., kau tak mungkin seperti ini jika tidak ada apa-apa padamu. Bicaralah, apa masalahmu? Mungkin aku bisa membantu.” Yugyeom melirikku dengan tatapan dinginnya. “Maaf, aku terlihat dingin ya?” Yugyeom mulai mengembangkan senyumannya kembali. “Yakk, jangan menyembunyikan sesuatu dariku.” Tatapku penuh selidik. Yugyeom mendengus pelan. “Bisakah kita tidak bicara disini?” baiklah, Yugyeom kali ini benar-benar aneh. Tiba-tiba saja ia merangkulku dan mengajakku ke suatu tempat.

Shin Ah POV End


Yugyeom POV

Aku ragu, “Apakah aku harus memberitahu Shin Ah tentang perasaanku ini? Haruskah aku?” aku mengajak Shin Ah ke sebuah kafe yang kebetulan berada di sekitar trotoar yang kami lalui. Setelah memesan 2 coklat panas, aku mulai membicarakan masalahku kepada Shin Ah. “Jadi, apa yang membuatmu begitu dingin kepadaku hari ini?” Aku berdeham tak jelas. “Aku.....”  aku benar-benar gugup. Akankah Shin Ah menerimanya? “Aku.....” Sepertinya aku tidak bisa. “Yakk, bicaralah yang jelas.” Shin Ah tampak tak sabar. “Aku..., aku menyukaimu.” Ujarku sambil menggenggam tangan Shin Ah. “N, nde?” aku hanya bisa mengumpat tawaku ketika melihat ekspresi Shin Ah yang tampak kebingungan. Aku benar-benar tak bisa menahannya. Tawaku langsung lepas. Aku tidak tahu ekspresinya akan selucu itu. “Bagaimana? Bagus tidak?” Shin Ah mencibirkan bibir tipisnya itu. “Apaan kau? Kenapa kau melakukan itu?” Dia membentakku dan menarik tangannya paksa. “Mian, mian...., aku hanya bercanda. Sebenarnya aku akan melakukan ini untuk seseorang.” Shin Ah terdiam sejenak. “Jadi, untuk siapa?” Tanyanya dengan nada yang ringan. Ia tidak tampak keberatan dengan ini. Akhirnya aku bisa bernapas lega. “Aku ingin menyatakan perasaanku pada seseorang. Maukah kau membantuku?” Ujarku tanpa ragu sedikitpun. “T, tentu. Kenapa tidak? Bukankah aku sahabatmu. Tapi jujur, aku sangat terkejut. Kim Yugyeom yang berhati batu sepertimu bisa menyukai seseorang juga.” Aku hanya bisa tersenyum puas. Tidak kusangka sahabatku yang satu ini bisa menerimanya semudah itu. “Yah, itu terjadi begitu saja.” Shin Ah tersenyum manis. “Baiklah.....”  Bingo..., aku sangat berterima kasih atas kejadian ini. “Lalu, siapa dia?”
“Emm...., Choi Ji An.”
“C, Choi Ji An? Ji an...., teman satu bangkuku?” Shin Ah terlihat terkejut. Aku hanya bisa mengangguk. “Wae? Kenapa kau sangat terkejut?”
“Daebak, kau suka pada Choi Ji An. Kau salah satu dari sekian banyak namja yang terjerat pesonanya.”
“Aku tahu. Tapi, kau tidak keberatan kan?”
“T, Tentu saja tidak. Jika itu bisa membuatmu bahagia.”



Yugyeom POV End


Shin Ah POV



“Apaan kau? Kenapa kau melakukan itu?” Aku membentak Yugyeom karena candaan yang menurutku tidak lucu itu. “Mian, mian...., aku hanya bercanda. Sebenarnya aku akan melakukan ini untuk seseorang.” Aku langsung terdiam. Entah karena terkejut atau cemburu, tapi hatiku benar-benar sakit mendengar Yugyeom mengatakan hal itu.  “Jadi, untuk siapa?” Tanyaku sambil bersikap seolah tak terkejut sedikitpun. “Aku ingin menyatakan perasaanku pada seseorang. Maukah kau membantuku?” Ujarnya tanpa ragu sedikitpun. “T, tentu. Kenapa tidak? Bukankah aku sahabatmu. Tapi jujur, aku sangat terkejut. Kim Yugyeom yang berhati batu sepertimu bisa menyukai seseorang juga.” Aku dapat melihat wajahnya yang tersenyum cerah tu. Dia benar-benar terlihat begitu senang “Yah, itu terjadi begitu saja.” Aku mencoba tersenyum manis kepadanya.  “Baiklah.....”  hanya itulah kata-kata yang bisa kukatakan pada Yugyeom. Akan tetapi, aku juga masih penasaran. Sebenarnya, siapakah yeoja yang sangat disukai Yugyeom? Seperti apakah dia? Akupun bertanya kepadanya sekali lagi. “Lalu, siapa dia?”
“Emm...., Choi Ji An.” Mataku terbelalak ketika Yugyeom menyebut nama itu. Choi Ji An...., dia adalah teman sekelas bahkan sebangkuku. Aku tidak menyangkanya. Bahkan hati ini semakin sakit ketika mendengar Yugyeom menyebut namanya. Kenapa? Kenapa harus Ji An? Setelah sekian lama...., apakah kau hanya menganggapku sebagai teman? Apakah selama ini, kau hanya memandangku sebagai sahabatmu? Apakah aku masih kurang untukmu? Bisakah kau sedikit mengerti perasaanku selama ini?
“C, Choi Ji An? Ji an...., teman satu bangkuku?” Sahutku sedikit terbata-bata. Yugyeom hanya membalasnya dengan beberapa anggukan.
“Daebak, kau suka pada Choi Ji An. Kau salah satu dari sekian banyak namja yang terjerat pesonanya.”  Baiklah..., aku tahu itu sangat sakit. Tapi, jika itu untuk kebaikannya aku akan merelakannya. Aku rela melepas Yugyeom untuk Ji An jika itu untuk kebahagiaan Yugyeom.
“Aku tahu. Tapi, kau tidak keberatan kan?” Aku tersenyum. “T, Tentu saja tidak. Jika itu bisa membuatmu bahagia.”
~~~~~~~~~~~~~




Author pov.




School of Performing Arts Seoul


Shin Ah duduk sendiri di kantin sekolah. Tidak seperti biasanya, Shin Ah pergi kesana sendirian. Biasanya, Yugyeom selalu menemaninya makan atau hanya sekedar berbincang membicarakan hal-hal yang tak penting disana. Sebenarnya, tadi Yugyeom sudah menawari Shin Ah jika Shin Ah membutuhkan teman ke  kantin. Tapi Shin Ah menolaknya dengan beralasan kalau ia hanya pergi sebentar saja.

Flashback..

“Shin Ah, kau mau kemana? Mau ke kantin? Butuh kutemani? Kau butuh teman saat ini? Kenapa kau murung dari tadi?” Shin Ah menoleh dan melepas headphone yang terpasang di telinganya. “Mwo?” Yugyeom menganga mendengar kata-kata yang baru terucap dari yeoja itu. Ani. Bukan kata-kata, tetapi hanya 1 kata yang sangat sederhana.”Kau tidak mendengar pertanyaanku tadi?” Shin Ah menggelengkan kepalanya dengan tatapan polos tak berdosa. “Kau mau ke kantin? Butuh kutemani?” Shin Ah menghela napas berat. “Ne, aku mau ke kantin. Kau belum megerjakan tugas dari kim seonsaengnim, bukan? Jadi kerjakan dulu, aku pergi sebentar.” Shin Ah memasang headphonenya kembali dan berlalu meninggalkan Yugyeom yang berdiri sambil memandanginya.

Flashback end.

“Apa aku terlalu dingin padanya? Ah aniyo. Memang dari dulu aku seperti itu, bukan?” tanya Shin Ah pada dirinya sendiri. Lalu seseorang datang sambil membawa nampan berisi bubletea. “Gamsahamnida, ahjumma.” Wanita itu pergi meninggalkan Shin Ah yang kembali dilanda keheningan. Beberapa namja datang dan bergabung dengan Shin Ah yang sendirian di meja besar itu. “Hey, girl. What are you doing here?“ Jackson mengagetkan Shin Ah dan membuat yeoja itu hampir menyemburkan bubletea di mulutnya.”Yakk! Kau mengagetkanku!” Teriak Shin Ah.
Mereka adalah GOT7. Sebuah kelompok dengan 7 anggota namja dancer yang memiliki ketampanan di atas rata-rata. Yaitu, JB sebagai leader, Mark yang tertua sekaligus Ice Prince, Jackson sang moodmaker, Junior sang Ibu di GOT7 , Youngjae sang pemilik suara emas, Cute Bambam, dan sang magnae Yugyeom.  Mereka sangat terkenal akan bakat dance mereka. Kerja sama tim mereka sangat bagus untuk sebuah dance group. Tidak ada satu muridpun di sekolah yang tidak mengenal mereka, terutama para siswi di sana karena mereka begitu populer.
 “Tidak biasanya kau sendiri, dimana Yugyeom?” tanya JB. “Dia dikelas. Aku menyuruhnya mengerjakan tugasnya terlebih dahulu. Dan tolong jangan tanya apapun lagi, aku sedang dalam keadaan yang tidak baik sekarang.” Shin Ah kembali meminum bubleteanya. “Kau tahu? Choi JiAn baru saja mendapatkan pernyataan cinta dari seorang namja.” Mark duduk di samping Shin Ah dan menatapnya dalam. Ia “Eo, dari sia-.” Sebelum menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Shin Ah terdiam melihat Yugyeom datang dengan menggandeng JiAn. “Mian, aku terlambat. Kenalkan ini kekasihku, Choi Ji An.”Shin Ah dan yang lain terdiam mendengar ucapan Yugyeom. “K, kalian berpacaran?” Tanya Bambam yang hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja Yugyeom katakan. Yugyeom mengangguk sambil tersenyum bangga. “Annyeong...” Sahut Ji An ramah. “Annyeong..” Jawab Shin Ah dan ke-enam anggota GOT7 yang lain. “Mulai sekarang, dia akan menjadi bagian dari kita. Semoga kalian bisa membantunya.” Ujar Yugyeom.
“Membantu? Dia....hmpp.” sebelum Jackson menyelesaikan kata-katanya... Bambam, Youngjae, dan Junior cepat-cepat membungkam paksa mulut Jackson. “T, Tentu... kami akan senang bila membantu.” Ujar Junior. “Mwoya?!!” Protes Jackson. “Kalau begitu, untuk merayakannya... kita makan bersama disini. Eottae?” saran Yugyeom sambil merangkul Shin Ah dan JB. “Emm, sepertinya... aku tidak bisa. Aku harus ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas.” Shin Ah melepas rangkulan Yugyeom. “ Eung? Tugas dari Yoo Seonsaengnim kan? Bukannya itu masih akan dikumpulkan 3 hari lagi?” Ujar Ji An kepada Shin Ah. “Aku tahu. Tapi, aku harus cepat menyelesaikannya. Karena aku masih memiliki banyak tugas untuk mengurus organisasi OSIS. Sebagai Wakil Ketua OSIS, tugasku banyak sekali.” Ji An berpikir sambil mengangkat sedikit kepalanya. “Ah, ne. Kau adalah Wakil Ketua OSIS, kalau begitu sampai jumpa.” Ji An melambaikan tangan kepada Shin Ah. Shin Ah membalas lambaian tangan Ji An dan berlalu pergi. “ Lee Shin Ah!” Panggil Yugyeom sebelum Shin Ah semakin jauh dari kantin sekolah. Shin Ah menoleh ke belakang. “Jangan lupa temui aku di ruang latihan.” Shin Ah mengangguk beberapa kali, lalu pergi. “Ruang latihan? Bolehkah aku ikut oppa?” Pinta Ji An kepada Yugyeom. “I, itu..”
“Ayolah oppa... aku ingin melihatmu latihan.” Ji An meminta Yugyeom agar dia diperbolehkan melihat Yugyeom latihan. Padahal selama ini, hanya Shin Ah-lah yang selalu menemani Yugyeom. Yugyeom tidak berniat untuk mengganti posisi Shin Ah sebagai teman latihan dengan Ji An. Akan tetapi, ia juga akan merasa bersalah jika ia menolak permintaan Ji An. Sementara itu, JB & Mark tampak sedikit terganggu dengan sikap Yugyeom & Ji An memutuskan untuk tidak ikut makan.   “Kalian makan saja, aku masih ada urusan” JB langsung meninggalkan tempat dengan wajah dingin disusul dengan Ice prince, Mark. “Yakk, kalian mau kemana?” Teriak Youngjae dengan suara merdunya sambil beranjak dari tempat itu bersama member GOT7 yang lain. “Kalian lanjutkan saja. Kami pergi dulu.” Ujar Junior. “Ada apa dengan mereka?” Tanya Ji An sambil menatap member GOT7 yang lain dengan penuh kesal. “G, gwenchana. Mereka memang seperti itu dari dulu.” Yugyeom mengelus lembut kepala Ji An dan memeluknya. Ji An tersenyum sinis dan menatap temannya yang duduk di bangku lain.

Sementara itu keenam member GOT7 sedang sibuk mencari Shin Ah yang menghilang bagai angin. “Yakk! Lee Shin Ah, neo eoddiga?!” teriak Jackson dengan suara lantangnya. “Lee Shin a- UHUK....UHUK...UHUK..AISSH JINJJA!!” teriak Jackson sambil terbatuk-batuk. “Hyung, sebaiknya jangan berteriak. Lebih baik kita berpencar saja.” Usul Youngjae sambil memegangi tengkuk Jackson. “Jika kalian menemukan Shin Ah tolong hubungi aku.” JB menatap kelima temannya dengan tajam. “Lebih tepatnya, hubungi yang lain.” JB dan Mark saling menatap tajam satu sama lain. “Geurae, kalau begitu mari kita berpencar.” BamBam menarik tangan Mark sedangkan Junior menarik tangan JB agar menjauh. “Kita satu team.” Jackson menatap keempat temannya yang saling menjauh. “Lagi.” Jackson mengangguk dengan wajah imut khas miliknya.


Mark berjalan menyusuri koridor sekolah dengan BamBam. “Hyung aku mau mengambil tas dulu. Tunggu sini, ne?” Mark mengangguk, dan setelah itu BamBam pergi menuju kelas di lantai tiga. “Lee Shin Ah. Dimanakah kau sebenarnya?” Gumam Mark. Mark berjalan menyusuri koridor sekolah yang gelap Mark berjalan dan tanpa ia sadari ia sudah sampai di pintu menuju atap sekolah. Saat ia akan melangkah pergi, hidungnya mencium aroma parfum yang sangat familiar baginya. “Aku menemukanmu.” Mark membuka pintu sekolah dan mendapati Shin Ah yang sedang menangis sendirian. “Apa yang sedang kau lakukan disini?” tanya Mark dingin sambil berjalan kearah Shin Ah. “Eoh, Mark....” Lirih Shin Ah mengusap air matanya. Mark mengahampiri Shin Ah dan langsung menyodorkan sebuah sapu tangan kepadanya. “Uljima.” Shin Ah menatap Mark dan menerima sapu tangan itu untuk membersihkan air matanya. “Gomawo.” Mark tersenyum tipis. “ Kau tidak seharusnya menangis dan menderita seperti ini. jadi jangan menangis. masih ada aku, dan member GOT7 yg lain disini. yang akan selalu melindungimu dan menjadi tempat sandaranmu kapanpun kau mau." Shin Ah langsung terdiam seketika mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Mark. Mark menghela napas panjang dan mengulurkan tangannya kepada Shin Ah. “Kajja.” Ajak Mark tanpa memberitahu kemana dia akan mengajak Shin Ah. “Kemana?” Tanya Shin Ah sedikit ragu. “Anggota GOT7 yg lain sedang mencarimu sekarang. Sebaiknya kita pergi menemui mereka daripada mereka tambah khawatir.” Shin Ah tersenyum lebar dan mengangguk. Ia meraih tangan dingin Mark dan pergi dari tempat itu bersama si Ice Prince, Mark.




Mark POV

Aku terus  mengenggam tangan kecil itu tanpa menatapnya. Aku hanya bisa fokus pada jalan. Melewati lorong-lorong sekolah untuk mencari member GOT7 yg lain, yang mungkin sedang mencari yeoja yang hampir tak pernah terlihat sedih ini. Tapi, untuk hari ini, aku pertama kalinya melihatnya sedih bahkan menangis. Aku tak bisa memaafkan Yugyeom begitu saja. Lee Shin Ah, aku harap kau bisa bertahan dari penderitaanmu sekarang. Aku akan selalu melindungimu. Ah, aniya......
Kami akan selalu melindungimu. Tapi, bisakah kau juga mengerti perasaanku kepadamu?
Walaupun semua orang menganggapku sebagai ice prince, tapi aku juga memiliki hak untuk menyukai seseorang...
Dan itu kau, Lee Shin Ah....


Siswa lain mulai menatapku yang sedang menggandeng tangan Shin Ah dengan tatapan aneh. Beberapa dari mereka juga ada yang saling berbisik. Aku menghiraukan mereka dan terus berjalan hingga aku dan Shin Ah sampai di ruang latihan GOT7. “Tunggu sebentar.” Aku melepas genggamanku, dan mengeluarkan ponselku. Aku mencoba menghubungi semua member GOT7 kecuali Yugyeom.
Aku tahu sekarang Yugyeom pasti sangat bahagia dengan yeojachingunya itu. Aku mengakui bahwa dia berhasil menarik perhatian  yeoja yang paling populer di sekolah dengan sekali bidikan. Kim Yugyeom memang luar biasa. Walaupun dia Magnae di GOT7, tapi pesona dance-nya yang hebat itu mampu membuat setiap wanita yang melihatnya terpikat. Tapi, sejak kapan dia tidak peka dengan perasaan seorang Lee Shin Ah? Semua perhatian Lee Shin Ah, apa itu tak berarti untuknya?

Akhirnya, satu persatu member GOT7 datang. Awalnya hanya Jackson dan Younjae, setelah itu Bambam, dan terakhir Junior dan JB. “Neo Gwaenchana?” tanya JB sambil menghampiri Shi Ah yang duduk di sofa yang ada di ruangan kami. “Ne. Aku baik-baik saja.” Jawab Shin Ah sambil tersenyum lebar. “Yakk Lee Shin Ah. Apa yg kau lakukan tadi? Kami mencarimu kemana-mana.” Protes Jackson.”Kau membuat kami khawatir, kau tahu.” Sambung Bambam. “M, mianhae. Aku tidak bermaksud membuat kalian khawatir.” Shin Ah menundukkan kepalanya. “Ah... tak apa, kami tidak marah. Jangan merasa bersalah.” Junior mengacak-acak rambut Shin Ah. “Yakk, apa yang kau lakukan?” Shin Ah sudah mulai menggerutu. “Tapi.....” aku menyela percakapan mereka. Semua perhatian tertuju kepadaku. “Jika kau mempunyai masalah, setidaknya kau beritahu kami.” Sambungku. Shin Ah langsung mematung. “Ne. Kau tak perlu menderita sendirian seperti ini.” Tambah Youngjae. “Eum...” Shin Ah hanya bergumam tak jelas. “Gomawo....., aku tidak tahu sudah berapa banyak yang kalian lakukan untuk membantu gadis tak berguna sepetiku. Tapi aku sangat berterima kasih atas semuanya.” Aku dan member GOT7 yang lain tersenyum. “Arra, arra.... dan jangan pernah mengira kalau kau itu hanya sendiri, kau masih memiliki kami. Kami yang akan selalu membantumu jika kau membutuhkan kami.” Celoteh Jackson. Tangan kekarnya itu merangkul pundak Shin Ah yang kecil. Shin Ah tertawa lepas. “Aku tahu itu...”


“Oh Ne, kau mau melihat kami latihan?” Tawar Junior dengan kedipan mautnya. Shin Ah membalas dengan aegyo milik-nya “Eum..., Kapan?”
“Sekarang.” Jawab Junior singkat. Shin Ah menangguk beberapa kali. “Ne. Aku sangat mau.” 
“Okay Guys, Let’s Go!!!” Teriak Jackson terlalu bersemangat. JB pun memutarkan musik. Kami mulai menggerakkan badan kami. Memperlihatkan seluruh kemampuan kami kepada Lee Shin Ah. Aku mulai bernapas lega melihat Shin Ah kembali memperlihatkan senyumannya saat ini. Walaupun aku tahu ini tak bisa membuatnya tertawa begitu lama...

Mark POV End


Author POV


Sementara itu...

“Choi Ji An...., apa kau berpacaran dengan Kim Yugyeom, salah satu member GOT7 itu?” Tanya seorang murid yeoja berambut pendek bernama Na Ra sambil mengotak-atik ponsel miliknya. “A, aniya... dia bukan namjachinguku. Tadi dia hanya mengajakku makan saja. Jadi, jangan salah sangka Na Ra-ya.” Jawab Ji An dengan sedikit terbata-bata. “Tapi, kenapa kau tadi menggandeng tangannya?” Na Ra merasa belum puas dengan jawaban Ji An dan lebih memilih menginterogasi sahabatnya itu. “Percayalah padaku kali ini..., itu hanya untuk mencari sensasi. Aku hanya menggunakan Yugyeom sebagai mainanku.” Na Ra menggeleng menanggapi jawaban Ji An. “Bukankah itu keterlaluan?” Ji An hanya diam tak menanggapi pertanyaan Na Ra. “Em...” Gumam Ji An tak jelas. “Yakk, waeyo?” Ujar Na Ra sedikit membentak. “Ayolah Kim Na Ra.., hanya sekali ini saja.. sekali saja dan aku tak akan melakukannya lagi.” Na Ra menimbang-nimbang ucapan Ji An. Ia tampak berpikir keras tentang keputusan sahabat dekatnya itu. “Baiklah, tapi hanya satu kali ini lagi. Mengerti?” Sahut Na Ra. Ji An mengangguk beberapa kali dan merasa puas dengan jawaban Na Ra. “Gomawo... Chingu-ya!” Ji An merangkul pundak Na Ra dan mengajaknya pergi dari kelas.

Tak lama kemudian, Shin Ah datang ke kelas bersama JB. Mereka sedang asik membicarakan kontes dance yang akan diikuti oleh GOT7 minggu depan. “Jadi, kalian sudah mempersiapkan diri?” Tanya Shin Ah. JB membalasnya dengan anggukan beberapa kali. “Ne. Tentu kami sudah siap. Tapi sebelum itu, bersediakah kau menjadi komentator kami waktu latihan? Caranya tidak sulit, hanya selalu datang saat kami latihan dan beritahu kekurangan kami.” Jelas JB.”Baiklah..., itu mudah. Tapi, aku tidak tahu jadwal kalian latihan. Apalagi aku masih banyak tugas sekolah dan urusan Komite.”

“Hmm..., tenang saja. Jadwal latihan kami tak akan mengganggu kegiatanmu. Kami akan mendiskusikannya nanti.” Shin Ah tersenyum mendengar jawaban JB. “Baiklah kalau begitu. Aku mau.”
“Yakk... kalian berdua!” Terdengar suara yang familiar memanggil ShinAh dan JB dari luar kelas. Lalu disusul dengan datangnya Yugyeom, si pemilik suara menghampiri JB dan Shin Ah yang sedang duduk berhadapan di salah satu  bangku kelas. “Waeyo?” tanya JB yang langsung mengubah raut wajahnya menjadi dingin. “Darimana saja kalian? Aku mencari kalian. Bukankah saat ini kita seharusnya latihan hyung?” Tanya Yugyeom dengan wajah yang tampak lugu itu. JB mendengus kasar. “Yakk, Kim Yugyeom. Apa yang kau bilang? Latihan? Apa yang kau lakukan tadi sampai kau lupa dengan kegiatan kita?!!” Ujar JB sedikit membentak. “Jaebum-ah.” Shin Ah mencoba meredam emosi JB. “M, mianhae hyung. Aku lupa.” Yugyeom menundukkan kepalanya. “Mian?” JB mengulang ucapan Yugyeom. “Ya, JB. Maafkan dia. Lagi pula itu wajar. Manusia juga kadang mudah lupa kan?” JB langsung pergi tanpa menjawab ucapan Shin Ah. “Yakk Im Jae Bum. Kau mau kemana?” Teriak Shin Ah. “Emm.... Lee Shin Ah.” Shin Ah menatap Yugyeom. “Wae?” Tanyanya.
“Nanti, Ji An yang akan menemaniku latihan. Jadi, apakah tidak apa-apa kalau nanti kau pulang sendiri?” Shin Ah diam mematung seketika. Ia mencoba menahan perasaan sakit yang begitu cepat menjalar ke semua tubuhnya seakan ia kehilangan kesadaraanya. “Lee Shin Ah. Neo Gwaenchana?” tanya Yugyeom. Shin Ah masih belum merespon. “Lee Shin Ah.”akhirnya Yugyeom mengguncang tubuh Shin Ah, dan secara spontan Shin Ah langsung sadar dari lamunannya. “Ah Ne. Gwaenchana. Aku masih bisa pulang bersama JB dan Mark. Jadi, jangan khawatirkan aku.” Jawab Shin Ah. Yugyeom tersenyum manis. “Mianhae. Apa aku menyusahkanmu?” Shin Ah menggeleng. “A, aniya. Aku tidak merasa begitu.”
“Gomawo Lee Shin Ah.” Shin Ah mengangguk. “Ne. Kalau begitu. Aku pergi dulu. Sampai nanti.” Shin Ah pergi meninggalkan kelas sambil terus memukul dada-nya beberapa kali. “Kau tidak apa-apa?” Sahut JB yang ternyata daritadi berada di luar samping pintu kelas menunggu Shin Ah. “Ne. Aku baik-baik saja. Kau... mendengar percakapan kami?” Tanya Shin Ah. JB melirik ke arah Shin Ah. “Semuanya.” Jawabnya datar. Shin Ah menundukkan kepalanya. “Mian.” JB menghela napas panjang. Tangan JB mengacak rambut Shin Ah. “Kajja.”ajak JB dengan singkat. “Eodi?” JB tak menjawab pertanyaan Shin Ah. “Yakk, JB.” Shin Ah akhirnya memutuskan untuk mengikuti JB pergi ke suatu tempat.


Hari-hari telah berlalu.
 Disamping mengerjakan semua tugasnya sebagai wakil ketua OSIS, Lee Shin Ah masih bisa menyempatkan diri untuk datang di setiap latihan GOT7. Hingga hari terakhir GOT7 berlatih untuk persiapan kompetisi street dance, Shin Ah masih bisa datang walaupun dia sedang sibuk dengan semua kegiatannya sampai-sampai ia harus mengerjakan semua tugas komite-nya sambil melihat semua member GOT7 menggerakkan seluruh tubuh mereka dengan lincah. Disela-sela itu, Shin Ah terlihat sedang berteriak menyemangati semua member GOT7 agar tetap semangat. “Yugyeom-ah!!!! Semangat. Kau lebih hebat dari mereka!” Shin Ah langsung menoleh ke asal suara yang sudah tak asing lagi baginya, yang tak lain adalah yeojachingu Yugyeom, Choi Ji An. “J, Ji An-ssi. Mianhae. Tapi, bukankah kau juga harus memberi semangat yang lain juga?” Tegur Shin Ah dengan lembut. “Tapi, Yugyeom adalah main dancer diantara mereka. Jadi, aku harus memberinya semangat lebih kepadanya kan?” Jawab Ji An begitu yakin. “Tapi, menurutku kerjasama tim lebih penting daripada seorang main dancer yang menari sendirian di tengah panggung.” Ji An langsung menatap Shin Ah dengan sinis. “Yakk, Lee Shin Ah. Apakah kau kira kau itu paling benar disini? Apakah aku salah menyemangati Yugyeom?”
“ Apa yang kalian lakukan?” JB menghampiri Ji An dan Shin Ah disusul dengan dengan kedatangan Yugyeom. “Waeyo?” Tanya Yugyeom kepada Ji An. “Chagi-ya. Apa aku salah jika aku menyemangatimu? Kenapa dia melarangku untuk menyemangatimu? Apakah aku harus diam saja sementara dia menyemangati kalian?” Shin Ah sangat terkejut dengan ucapan Ji An. “Yakk, Choi Ji An. Kapan aku bilang seperti itu?!” Sahut Shin Ah sedikit membentak. “Yakk, kenapa kau membentaknya?!!” Yugyeom juga balas membentak Shin Ah. Sedangkan JB hanya diam sambil memendam amarahnya. “Yugyeom-ah...” Gumam Shin Ah pelan. “Neo... ikut aku.” Mark menarik tangan Shin Ah dan membawanya keluar dari ruang latihan. JB pun juga meninggalkan Yugyeom dan Ji An, ia lebih memilih berkumpul dengan member lainnya. “Gwaencahana?” Tanya Yugyeom khawatir sambil menatap wajah Ji An. “ kenapa kau harus bersahabat dengan yeoja sekasar itu chagi-ya? Apa kau tidak tersiksa harus bertemu dengannya setiap hari? Aku tidak suka dengan sikapnya itu.” Jawab Ji An sinis. “Ji An-ah. Tolong jangan mengolok-olok Shin Ah di depanku. Dia adalah sahabat yang selalu mengerti keadaanku.” Ji An tampak tak puas dengan jawaban Yugyeom. “Jadi, selama ini aku belum pernah mengerti keadaanmu? Jadi, selama ini usahaku untuk mengerti tentangmu tak pernah kau anggap apapun? Apakah dia lebih baik daripada aku? Aku juga perlu dipuji sepertinya!” Ji An membentak Yugyeom dan langsung keluar dari ruang latihan. “Yakk Choi Ji An! Bukan itu maksudku!”Yugyeom berteriak dan berlari mengejar Ji An. Sedangkan Youngjae berdecak melihat pertengkaran tersebut. “Hyung, bukankah hubungan mereka mengganggu  kegiatan latihan kita? Kenapa kau membiarkannya begitu saja?” Tanya Youngjae melepas headphone yang terpasang di telinganya. JB menghela napas panjang. “Aku juga tidak tahu, apa yang harus kulakukan sekarang.” Jawab JB dengan wajah datarnya.
Sedangkan itu, Mark membawa Shin Ah menghindar dari Ji An. “Yakk Mark, kemana kau akan membawaku eoh?” Tanya Shin Ah sambil mencoba melepas genggaman Mark. Mark menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap ke Shin Ah. “Apa kau masih kuat menghadapi semua ini?” Tanya Mark memegang kedua pundak Shin Ah. Shin Ah menghela napas panjang sambil tersenyum pada Mark. “Gwaenchana. Aku masih kuat. Jangan khawatir, aku masih punya kalian yang terus mendukungku seperti yang kau bilang. Jadi aku tidak takut lagi.” Mark diam mematung. “Baiklah, aku tahu itu.” Ujar Mark membalas senyuman Shin Ah. “Hyung.” Bambam berdiri di ambang pintu ruang latihan sambil memanggil Mark. “Wae?” Tanya Mark. “Kajja, kita harus lanjutkan latihan kita.” Ajak member GOT7 yang berwajah paling imut itu. “Arraseo. Kajja, Lee Shin Ah.” Mark berjalan mendahului Shin Ah. “Mark.” Panggil Shin Ah. Mark berbalik lagi. “Ne?” Shin Ah menunduk. “Mianhae. Apa aku merepotkanmu dan juga member yang lain?” Mark mendengus pelan dan berjalan kembali menuju Shin Ah. “Apa yang kau bicarakan? Jangan anggap itu beban untuk kami. Kau tidak pernah membuat kami repot apalagi terganggu. Kajja.” Mark merangkul Shin Ah dan masuk ke ruang latihan untuk melanjutkan latihan.
-
-
-
-
-
Hari perlombaan sudah datang. Semua member GOT7 dan Shin Ah sudah berada di tempat kecuali 1 orang, yaitu Yugyeom. Semua member sudah berusaha menghubungi Yugyeom, tapi tak ada respon apapun dari Yugyeom. “Kemana anak itu pergi? Setelah ini giliran kita.” Gerutu Jackson sambil terus menatap jam tangannya. “Hyung, apa kita akan tampil tanpa Yugyeom?” Tanya Bambam kepada Mark. “Aku tidak tahu. Kita lihat apa keputusan JaeBum. JaeBum-ah, kita akan tampil tanpa Yugyeom atau kita batalkan penampilan kita?”Mark menoleh ke arah JB. Sedangkan JB tampak berpikir keras. “Aniya hyung, jika Yugyeom tidak bisa datang, kita akan tampil tanpa Yugyeom.” Keputusan JB disetujui oleh semua member GOT7.”Tapi aku yakin dia akan datang.” Sahut Shin Ah. JB menepuk pundak Shin Ah. “Ini hanya untuk jaga-jaga jika Yugyeom tidak datang.” Jelas JB. Shin Ah mengangguk mencoba untuk mengerti keadaan mereka. “GOT7, benar?” Tanya seorang staf kepada semua member GOT7. “Ne, majayo.” Jawab mereka kompak. “Tolong stand by, kalian akan tampil sebentar lagi.” Ujar staf itu. “Baiklah.” Semua member GOT7 memasuki panggung tanpa Yugyeom. Musik mulai dimainkan, seketika itu juga, Yugyeom datang dan langsung naik ke panggung. Waktu yang sangat tepat. Member GOT7 mulai menunjukkan ketrampilan mereka yang luar biasa itu. Sementara itu, Shin Ah melihat mereka tampil dengan perasaan lega karena Yugyeom sudah bergabung dengan GOT7. Dia juga sangat bangga pada mereka karena penampilan mereka sudah bisa dibilang sangat sukses. Banyak sorakan penonton memberi semangat untuk GOT7 terutama saat Mark dan Jackson menunjukkan bakat Martrial Art mereka. Setelah musik berhenti, banyak tepuk tangan dan teriakan riuh penonton mengakhiri penampilan GOT7. Semua member GOT7 turun panggung dan langsung menghampiri Shin Ah. Mereka memberikan high five kepada Shin Ah, kecuali Yugeom. Dia lebih memilih menghampiri Ji An dan memeluk yeojacingu-nya itu. Shin Ah yang melihat langsung kejadian itu hanya bisa mengalihkan perhatiannya kepada hal lain. “Gwaenchana.” Bisik Mark yang berhasil membuat Shin Ah tersenyum. “Ne.” Jawab Shin Ah disusul dengan beberapa anggukan darinya.

Setelah lama menunggu dan melihat penampilan dari tim lain, waktu pengumuman pemenang pun tiba. Para member GOT7 menundukkan kepala dan bergandengan tangan bersama, berharap jika nama grup mereka dipanggil. “Dan untuk pemenang juara pertama dalam perlombaan tahun ini diraih oleh......” Semua member GOT7 mulai gugup. Mereka berharap jika tahun ini mereka bisa memenangkan perlombaan itu. “Selamat untuk GOT7!!” Sontak semua member GOT7 terkejut. Mereka saling memeluk satu sama lain. Dan perasaan itu juga dirasakan oleh Shin Ah dan juga Ji An. “Kau lihat kan Lee Shin Ah, GOT7 tidak akan menang tanpa ada Yugyeom disana.” Ujar Ji An sinis kepada Shin Ah. Shin Ah tak bergeming sedikitpun dengan ucapan Ji An dan lebih memilih menghindar darinya. “Ada apa dengan yeoja itu? Dasar yeoja aneh.” Gumam Ji An melirik tajam ke arah Shin Ah yang pergi menjauh darinya.
Semua member GOT7 naik ke panggung dan menerima sebuah piala yang cukup besar dari penyelenggara lomba tersebut. “aku mengucapkan terima kasih pada Choi Ji An, yeojachinguku. Chagi-ya!! Kami menang!” Teriak Yugyeom menggunakan microphone sambil melambaikan tangan kepada Ji An. Ji An membalas lambaian tangan Yugyeom dan tersenyum lebar dan melirik Shin Ah penuh remeh. “Kami juga mengucapkan banyak terima kasih pada Lee Shin Ah, teman sekaligus pelatih kami pada waktu kami latihan. Dia yang masih bisa menyempatkan diri untuk datang waktu kami latihan walaupun tugasnya sangat banyak.” Ujar JB. Semua tepuk tangan mengarah kepada Shin Ah. “Lee Shin Ah, Gomawo!” Teriak semua member GOT7 dengan kompak sambil melambaikan tangan kepada Shin Ah. Shin Ah sangat senang dan membalas lambaian mereka dengan senyuman manisnya. Sedangkan Ji An hanya bisa menggerutu di dalam hatinya karena menurutnya hal yang Shin Ah alami dengan yang dia alami benar-benar tidak adil.
-
-
-
-
“Aku masih tidak percaya jika kita benar-benar memenangkan perlombaan ini.” Ujar Bambam sambil terus memegang piala itu. “Lalu apa yang bisa membuat dirimu percaya jika kita menang?” tanya Youngjae. “Perayaan.” Jawab Bambam. “Ah, ide bagus. Bagaimana jika kita merayakan kemenangan kita? Mungkin jalan-jalan atau pesta.” Saran Junior yang mendapat anggukan dari semua member. “Baiklah, kita akan adakan pesta makan malam besok di restoran. Kalian bisa makan sepuasnya.” Sahut JB yang membuat semua member berjingkrak senang. “Tapi, apakah kau tadi bilang sepuasnya hyung?” Tanya Youngjae sedikit ragu. JB mengangguk. “Tentu. Uang yang kita dapatkan dalam lomba itu cukup besar. Bahkan jika kalian makan sampai kenyang uangnya masih akan tersisa.” Jelas JB. “Kalau begitu kita ajak Lee Shin Ah juga. Bagaimana?” Jackson menepuk pundak Shin Ah. “A, aku?” Shin Ah menunjuk dirinya sendiri. “Aissh, tentu kita harus mengajaknya. Dia yang berperan penting dalam kemenangan tim kita.” Sahut Junior. “Kau bisa datang kan Lee Shin Ah?” tanya Bambam yang sedang mengeluarkan jurus Aegyo-nya agar Shin Ah mau ikut bergabung. “Baiklah, aku akan datang.” Jawab Lee Shin Ah. “Ji An-ah, apa kau ingin ikut juga?” Yugyeom mengajak Ji An bergabung juga. “Tentu saja. Aku sangat ingin ikut.” Sahut Ji An dengan penuh antusias. Sedangkan member GOT7 yang lain sebenarnya tidak sama sekali mengharapkan kehadiran Ji An. Mereka hanya bisa memendam kekesalan mereka atas hubungan Yugyeom dan Ji An yang selalu mengganggu aktifitas mereka. Dan sekali lagi, Mark meninggalkan tempat itu karena tidak ingin melihat pemandangan yang dibuat oleh Ji An dan juga Yugyeom.


Author POV END


Ji An POV

Lee Shin Ah, yeoja itu benar-benar membuatku muak. Aku tahu aku mendapat perhatian lebih dari Yugyeom, salah satu member GOT7 yang terkenal dengan kehebatannya dalam dance. Akan tetapi, kenapa aku gagal mendapat perhatian dari member lainnya? Apa hati mereka sekeras batu dan hanya diciptakan untuk gadis yang sok polos itu? Aku juga ingin menguasai hati semua member GOT7 seperti yang yeoja itu lakukan kepada mereka. Yah, aku akui Dance dan kerjasama mereka  sangat hebat. GOT7 memang luar biasa dalam Dance. Mereka juga pantas memenangkannya. Aku tersenyum bangga ketika Yugyeom, pacar mainanku itu berdiri di atas panggung dan menerima piala itu. “aku mengucapkan terima kasih pada Choi Ji An, yeojachinguku. Chagi-ya!! Kami menang!” Teriak Yugyeom menggunakan microphone sambil melambaikan tangan kepadaku. Aku  membalas lambaian tangan Yugyeom dan tersenyum lebar sambil melirik Shin Ah dengan tatapan sinis. “Kami juga mengucapkan banyak terima kasih pada Lee Shin Ah, teman sekaligus pelatih kami pada waktu kami latihan. Dia yang masih bisa menyempatkan diri untuk datang waktu kami latihan walaupun tugasnya sangat banyak.” Ujar JB. Semua tepuk tangan mengarah kepada Shin Ah. aku mendengus kasar. “Lee Shin Ah, Gomawo!” Teriak semua member GOT7 dengan kompak sambil melambaikan tangan kepada Shin Ah. Yeoja menyebalkan itu terlihat sangat senang dan membalas lambaian mereka dengan senyuman palsunya itu. Apa ini? Aku hanya mendapat 1 ucapan terima kasih sedangkan Lee Shin Ah mendapatkan 7 sekaligus? Ini benar-benar tidak adil. Kenapa mereka melakukan ini kepadaku? Apakah aku tidak cukup berarti dibandingkan yeoja itu? 

Ponselku tiba-tiba berdering. Di layar ponsel tertera nama Seung Woo. Aku langsung meninggalkan perlombaan itu dan juga Yugyeom yang masih asyik dengan para hyung-nya. Aku langsung mengangkat teleponnya. “Yeoboseyo? Seung Woo-ya!” aku memanggil seseorang yang sekarang berada di seberang telepon. “Chagi-ya. Kau ada dimana?” tanya suara itu. “Aku sedang menghadiri perlombaan yang GOT7 ikuti. Waeyo?” suasana hening sejenak. “Ah, jadi GOT7 itu nama grup yang salah satu anggotanya merupakan targetmu itu ya?”
“Ne. Seperti itulah. Tolong sabar Seung Woo-ya. Aku berjanji ini akan jadi yang terakhir.”
“Aku mengerti. Kalau begitu sampai bertemu besok minggu.” Dia adalah Cha Seung Woo, namjachinguku yang asli. Dia adalah namja yang berhasil membuatku benar-benar mencintainya. Bahkan tak ada seorangpun yang bisa membuatku berubah pikiran untuk tidak mencintainya. Dia juga satu-satunya namja yang bisa mengerti keadaanku. Dia juga yang sering menghiburku dan membuatku tertawa. Sedangkan Kim Yugyeom, mereka memang menganggap Yugyeom sebagai namjachinguku. Tapi aku tak pernah menganggapnya seperti itu. Aku hanya menganggapnya sebagai boneka yang bisa setiap saat dimainkan lalu dibuang. Yah, selama ini yang kulakukan hanya itu. Mencari sebuah boneka, dan jika sudah bosan, aku akan membuangnya. Tapi aku tak pernah menganngap Seung Woo-ku sebagai sebuah boneka. Hanya dia yang aku cintai dan yang ku percaya sampai detik ini. Aku yakin dia tak akan pernah mengkhianati perasaanku sekarang. Aku sebenarnya juga ingin tahu bagaimana reaksi Lee Shin Ah ketika melihat sahabat dekatnya akan hancur ditanganku.

To Be Continue....

Gaje ya? Mianhae. ini ff kedua aku di sini... jadi maklumi ya? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar