Author : Rachma #GalaxyAngel_04
Title : Fool
Main Cast :
-
Min Yoon Gi (Suga/BTS)
-
Shin Hyeo Jeong (Ryu/oc)
-
Jung Yoon Oh (Jaehyun/NCT)
Support Cast : Find by Your self
Genre : Sad, Hurt, Love
Length : Oneshoot
“Aku sungguh
bodoh memilih wanita lain yang jelas-jelas tidak bisa memahamiku sama sekali.
Kenapa aku harus selalu menyakitimu?” –Min Yoon Gi
“Hentikan
semua ini Min Yoon Gi, aku sudah lelah dengan semua sikapmu. Kau selalu egois!
Kau kasar! Dan kau tidak mengerti aku.” – Shin Hyeo Jeong
Ryu Pov.
Drrt.. Drrt..
Aku menatap malas ponselku yang bergetar dan
mengganggu aktifitas tidurku, lagi-lagi aku harus bangun ditengah-tengah tidur
nyenyakku. Aku menggeser tombol hijau di layar ponselku dan mendekatkan
ponselku di telingaku. Shit! Suara
ini sungguh memekakkan telingaku. “Aish!
Diamlah! Kau menggaggu aktifitas tidurku. Suaramu membuat telingaku sakit eonnie!” omelku saat suara dari seberang
sana sudah berhenti. “Arraseo! Aku
akan datang nanti.” Setelah menjawab apa yang dikatakan penyihir itu aku langsung
menggeser tombol merah dan meletakkan kembali ponselku di nakas.
.
“Noona!
Matamu sembab.” Seru Jungkook saat aku datang di dorm BTS, atau yang lebih
dikenal Bangtan Seonyeondan itu. “Hmm, aku tahu itu.” Jawabku dingin dan segera
duduk di samping Kim SeokJin. “Kau habis menangis?” tanya SeoKyeon eonnie,
orang yang membuat mataku sembab hari ini. “Ani!
Gara-gara eonnie, aku kurang tidur. Suaramu membuat mood-ku rusak hari ini.”
Protesku pada penyihir ini. “Oops! Mian, aku
tak tahu itu.” Jawabnya sambil diikuti kekehan dari member BTS dan juga
teman-temanku.
“Hyung! Tumben
tidak marah saat Ryu Noona duduk
disamping SeokJin hyung?” tanya Jimin
dengan polosnya dan diikuti jitakan keras dari NaRa. “Aku sedang tidak mood
untuk bertengkar dengannya Jimin-ah. Aku malas, aku masih mengantuk.” Jawab
Suga sambil sesekali menguap, “wahh, kalian memang pasangan yang sangat serasi.
Saat Ryu Noona masih mengantuk, kau
juga mengantuk. Ddaebak,” seru V, atau Taehyung dengan antusias. “Ada apa
memanggilku kemari?” tanyaku to the point. “Untuk merayakan hari jadi kalian
berdua.” Kini, Taehyung, Ji Ae, NaRa, dan Jimin berseru bersama dengan sangat
antusias dan diikuti anggukan dari member lainnya kecuali aku dan Suga.
“Hari jadi pantatmu? Kami sudah berakhir.” Balas
Suga datar. “Kalian bertengkar lagi? Wahh! Kalian memang jagonya bertengkar dan
putus ya?” ejek SeNa yang diikuti tawa dari Hoseok, Hyun Soo, dan juga SeokJin.
“Takdir kami sudah seperti itu. Sudahkan? Karna kami sudah berakhir, aku mau
pulang. Aku masih mengantuk gara-gara dia semalam.” Jawabku sambil menunjuk
lelaki putih itu. “Aku juga.” Ia setuju dengan apa yang aku katakan. Tak ada
lagi pertengkaran ataupun perdebatan diantara kami, hari ini rasanya semuanya
benar-benar normal.
Flashback on.
Malam itu, kami
berdua pergi jalan-jalan di dekat taman kota. Ia menggenggam tanganku dengan
hangat, entah mengapa aku menyukai genggaman tangannya ini. Ia melepas
genggamannya saat ponselnya berdering. Ia menggeser tombol hijau disana dan
mendekatkan ponselnya ke telinganya. Ia terlihat sangat muram mendengar suara
dari seberang sana, perlahan aku mendengar suara si penelpon itu. Ia mematikan
sambungannya begitu saja saat ia sudah sangat kewalahan menjawab pertanyaan
yang diberikan si penelpon itu secara bertubi-tubi.
“Dia lagi?”
tanyaku “hmm.” Ia berdehem tak jelas sebagai jawaban. “Kenapa?” kali ini aku
bertanya dengan nada dinginku, sakit sebenarnya mendengar bahkan menanyakan hal
ini padanya. Namun, semua rasa sakit itu sudah kukubur dalam-dalam untuk
mencoba memahami dirinya. “Dia merengek memintaku datang besok, dan membawakan
cake ulang tahun untuknya.” Jawabnya dengan enggan. “Hei, tatap aku. Pergi dan
datangi dia, aku tak apa.” Pintaku padanya, sakit? Jelas, namun rasa cinta yang
mendalam ini serasa menutupinya secara perlahan.
“Tapi, besok
adalah hari jadi kita. Aku tak mau melewatkannya lagi.” Ia menatapku “masih ada
tahun depan.” Jawabku memahami. “Kau selalu mengatakan itu, kau mengorbankan
hari jadi kita untuknya? Maumu apa?” tanya Suga yang sudah mulai emosi karna jawaban
ku. “Aku mau dia bahagia. Aku selalu bahagia kapanpun aku bersamamu, tapi dia
tidak. Dia berada jauh darimu, dan dia orang pilihan orang tuamu.” Aku
meyakinkannya dengan seutas senyuman, namun ia tetap kukuh tidak ingin pergi
menemui gadis yang dijodohkan oleh orang tuanya itu.
“Tapi, aku
hampir gila memikirkan harus memilih siapa diantara kalian.” Jawab Suga pada
akhirnya, “pilih dia jika hatimu menginginkannya, dan pilih aku jika hatimu
menginginkannya.” Kali ini suaraku bergetar. “Tapi aku tak mau kehilangan
kalian berdua. Dia temanku, dan kau kekasihku.” Jawabnya “pilih saat ini juga.
Aku atau dia.” Setelah mendengar perkataanku ia hanya bisa bungkam seribu
bahasa. Tak lama kemudian, “Kalian.” Jawabnya. “Kau tidak bisa bersikap egois
seperti ini Yoon Gi-ya.” “Sudah kubilang! Aku tak bisa memilih.” “Tapi, suatu
saat kau juga harus memilih diantara kami!” “Oh. Shit! Sudah berapa kali
kubilang, aku benar-benar tak bisa memilih diantara kalian. Maumu apa? Kau mau
aku bersamanya? Atau kau sebenarnya menginginkanku tetapi kau gengsi?” sungguh,
kali ini aku sudah sangat lelah, hanya ini yang selalu membuat kami bertengkar.
“Kalau aku mengatakan yang sebenarnya, apa kau mau melakukannya? Tidak Min Yoon
Gi! Kau tidak akan melakukan itu. Aku mengerti jalan pikiranmu.” Kali ini aku
menjawabnya dengan tegas.
“Aku
benar-benar tak bisa memilih diantara kalian.” Ujar Suga “kau harus memilih,”
“aku tidak mau Shin Hyeo Jeong! Aku sudah mengatakannya padamu! AKU. TIDAK.
MAU.” “Kau egois!” “Kau keras kepala!” “Kita hentikan saja, kita tak bisa
bersama.” Sambungnya dan kemudian melangkah pergi meninggalkan taman kota itu.
Flashback
Off.
“Hyung! Antar
dia sampai di appartementnya!” pinta Jimin dengan puppy eyes miliknya. “Shireo! Lebih baik aku tidur di kamar
dari pada mengantarnya yang pasti akan membuatku tinggal disana.” Jawab Suga
dan segera beranjak dari tempat duduknya. “Kapan mereka akan berhenti seperti
itu?” gumam SeulMi namun masih dapat di dengar oleh SeokJin. “Saat Ryu
benar-benar lelah dengan tingkah Suga yang keras kepala dan egois itu.” Seul Mi
mengerjap bingung menatap mata tunangannya itu, ia mencoba mencerna perkataan
yang baru saja Seok Jin lontarkan. “Maksudmu?” tanya Seul Mi “sebenarnya, Ryu
sudah lelah dengan Suga. Namun, ia terus memberi kenyamanan di hati Ryu dan itu
membuat Ryu kembali luluh padanya.” Jelas Seok Jin.
Ryu Pov End.
Suga Pov.
Entah sudah hari keberapa aku seperti ini, bangun,
makan, memasuki kamar, mandi, memutar lagu, dan tertidur. Selalu seperti itu saat aku
bertengkar dengannya dan memutuskan untuk putus. Kami memang kekanak-kanakan,
namun sifat egois dan keras kepalaku yang mungkin membuatnya tertekan.
Tok.. Tok..
Tokk..
“Kau didalam?” tanya suara itu, itu suara yeoja yang selama ini aku rindukan. “Masuklah, aku
didalam.” Balasku sedikit berteriak. Ia memasuki kamarku dengan Jin Hyung di sampingnya. “Makan ini, dan
keluar dari kamar! Kau selalu seperti ini Min Yoon Gi.” Omel Jin Hyung sambil memberikan nampan berisi semangkuk
nasi, dan sup ayam. Ia hanya menatapku dan tak bergeming sedikitpun. “Berhenti
menatapku jika tak ingin bicara denganku.” Seruku yang membuat ia memutar bola
matanya, “makanlah dulu!” pintanya.
“Hyung, pergilah!
Aku akan memakannya disini. Biarkan dia tetap disini.” Pintaku pada pria
jangkung itu. “Pukul saja kepalanya jika ia membuatmu jengkel. Atau kau bisa
menyiramkan air ini ke wajahnya.” Jin hyung,
memberikan saran untuknya jika saja aku memulai perdebatan dengannya. “Hmm.” Ia
hanya berdehem sebagai jawaban.
“Apa maumu?” ia membuka suaranya setelah sekian
lama ia diam dan hanya menatapku menghabiskan makananku. “Apa?” aku kembali
bertanya padanya seolah-olah aku tak tahu arah pembicaraannya. “Kenapa kau
begini lagi?” tanyanya dengan tatapan meneduhkan itu. “Aku merindukanmu.”
Jawabku to the point. Ia sudah tidak kaget lagi dengan kata-kataku barusan,
karna setiap kami habis bertengkar dan memutuskan untuk putus aku selalu
mengatakan kata-kata itu padanya. “Tapi, aku tak merindukanmu. Kau mau apa?” ia
bertanya seperti biasa dengan nada dingin itu. Please! Aku membenci nada itu!
“Kalau, aku masih mencintaimu?” tawarku, “pikirlah
lagi, mungkin kau hanya bermain-main denganku. Jangan bermain-main dengan
perasaanku, aku sudah lelah.” Kali ini, nada bicaranya terdengar samar –samar
dan ia terlihat sangat lelah. “Maaf.” Hanya itu kata yang bisa kuucapkan kepada
gadis bersurai hitam ini.
Suga Pov end.
Author Pov.
Seperti biasa, setelah pertengkaran itu reda,
mereka kembali seperti biasanya dan kini mereka sedang duduk bersama dengan
member Bangtan dan teman-teman Ryu. “Kalian sulit ditebak.” Seru Hoseok. “Jika
itu pujian, terima kasih.” Ujar Suga datar. Ya, meskipun hubungan mereka berdua
kembali, sifat dingin mereka tetap tak bergeming sedikitpun meskipun mereka
sedang berdua. Ryu hanya diam dengan tatapan sendunya, ia sebenarnya sudah
sangat-sangat lelah dengan semua sifat egois dan keras kepala Suga yang
membuatnya sesak. Namun, ia juga tak tega melihat anak orang kelaparan dan
menyiksa dirinya sendiri.
“Ada acara malam ini?” tanya Suga, “tidak.” Jawab
Ryu “Mau berjalan-jalan?” tawar Suga. “Tidak juga.” Jawab Ryu. “Lalu? Apa yang
kau mau?” tanya Suga “Tidur.” “Tidur?” semua mata tertuju pada Ryu saat ia
mengucapkan kata ‘tidur’ “aku sedang dalam suasana hati yang tak enak. Aku
hanya ingin tidur untuk saat ini. Antar aku pulang.” Penjelasan Ryu membuat
semua yang disana meringis dan Suga mengangguk mendengar permintaan gadisnya
itu.
.
“Berhenti menatapku,” pinta Ryu “aku suka.” Jawab
Suga, “tapi aku tidak.” “Ada masalah apa? Ceritalah.” Pinta Suga sambil
menggenggam tangan Ryu. “Mereka menjodohkanku dengan Yoon Oh.” Kali ini Ryu
benar-benar frustasi dengan jalan pikiran orang tuanya. “Kau menerimanya?”
tanya Suga. “Hmm.” “Mwo? Yaa!
Bagaimana bisa kau menerimanya? Lalu, bagaimana denganku?” tanya Suga tak
terima. “Ada SeoYoon.” Ryu menjawab dengan tangisnya yang tertahan.
“SeoYoon, SeoYoon, SeoYoon dan SeoYoon. Selalu saja SeoYoon. Apa tidak bisa kau berhenti
membahasnya?” tanya Suga kesal. “Lalu, aku harus membahas siapa? Ibumu?”
tanyaku “tolak perjodohan itu.” Pinta Suga “tidak bisa. Orang tuaku dan orang
tuanya sudah menetapkan tanggal tunangan kami.” Jawab Ryu pasrah. “Jadi,
sekarang kau lebih memilihnya? Begitu? Kau tidak bisa hidup bersama dengan
orang yang tak kau cintai Ryu-ya.” Kali ini Suga menatap, “aku sudah
mencintainya jauh sebelum kau hadir dihidupku.” Jawab Ryu “lalu, mengapa kau
menerimaku?” tanya Suga heran.
“Karna saat itu Yoon Oh yang memintaku.” Jawab Ryu.
Bohong! Yoon Oh adalah orang baru baginya, dan Suga adalah orang yang sebenarnya ia cintai. “Tidak, kau berbohong.” Jawab Suga, “Lalu, kau memintaku untuk jujur, tetapi kau tidak bisa memutuskan
memilih siapa diantara aku dan SeoYoon begitu?” aku semakin muak dengannya.
“Tapi, aku memang benar-benar tidak bisa memilih. Kau tahu betul itu, SeoYoon
teman baikku, dan kau kekasihku.” “Jangan katakan itu lagi YoonGi-ya. Kumohon.”
Kali ini Ryu menatap Suga sambil memohon.
“Lalu, aku harus mengatakan apa?” tanya Suga
berbalik menatap Ryu “katakan pilihanmu.” Ryu tetap kukuh meminta jawaban pasti
darinya. Ya, sudah hampir 2 tahun ia selalu menggantungkan perasaan Ryu hingga
Ryu benar-benar lelah menghadapi sikap egoisnya dan sikap keras kepala lelaki
itu, dan see? Saat ini ia benar-benar butuh jawaban untuk melepaskan semua
kegundahannya yang mengakibatkannya menerima perjodohan itu tanpa pikir
panjang.
“SUDAH KUBILANG AKU TAK BISA! SHIT!” kali ini Suga membentak Ryu. “Sudah cukup kau selalu berkata
kasar di depanku. Kau selalu mengumpat kepadaku saat aku membutuhkan jawaban
darimu! Kau memarahiku saat aku menerima perjodohan itu secara gamblang tanpa
memikirkannya, dan sekarang kau tetap tidak memberikan kepastian hatimu itu dan
malah mengumpat kepadaku! Apa aku bagimu Min Yoon Gi?” tanya Ryu dengan
nafasnya yang tak beraturan setelah mengatakan semua kekesalannya yang
menyesakkan dadanya selama ini.
“Kau orang yang berharga
untukku Ryu-ya.” Jawab Suga sambil
tertunduk, menyadari apa yang selama ini lakukan. “Lalu, SeoYoon?” tanya Ryu
lagi “sama sepertimu.” Jawabnya. “Kau tetap saja egois.” Kali ini Ryu pergi
keluar dari mobil Suga yang sudah terhenti semenjak Ryu mengatakan perjodohan.
Suga, membuka pintu mobilnya dan menutupnya dengan kasar dan mengejar Ryu. Ia
menarik lengan Ryu, yang membuat tubuh wanita itu sedikit tertarik kebelakang. “Hentikan
semua ini Min Yoon Gi, aku sudah lelah dengan semua sikapmu. Kau selalu egois!
Kau kasar! Dan kau tak mengerti aku!” kali ini air mata yang sudah tertahan
semenjak tadi terjun bebas melewati pelupuk matanya.
“Ryu-ya” panggil Suga
“jangan memanggilku jika kau masih belum memastikan jawabanmu.” Kali ini Ryu
bersungguh-sungguh mengatakannya. Ya, semua yang pernah ia katakan tidak pernah
bersungguh-sungguh dan merupakan kebalikan dari itu semua. Namun, kelelahannya,
dan kekecewaan terhadap namja ini sudah sangat melewati batasnya. “Dia, aku
akan memilih dia. Aku tidak bisa mengecewakan orang tuaku.” Akhirnya Suga
menjawab pertanyaan yang selalu Ryu tunggu jawabannya. Sakit sebenarnya
mendengar kenyataan bahwa Suga juga lebih memilih wanita yang dipilihkan oleh
orang tuanya itu, namun ia juga tidak bisa memaksakan dirinya untuk terus
bersama Suga.
“Berbahagialah dengannya.”
Ujar Ryu dan pergi berlalu meninggalkan Suga yang mematung disana.
2 bulan kemudian.
“Kau baik-baik saja?” tanya
Yoon Oh, atau lebih dikenal Jaehyun itu. “Hmm, aku baik-baik saja. Kau?” tanya
Ryu. “Sama. Ya! Apa sebaiknya kita kabur dan menemui orang yang kita sayang
untuk terakhir kalinya sebelum pertunangan ini?” usul Jaehyun, “kau saja yang
menemui orang itu. Aku malas, lagipula dia mungkin sudah tidak disini lagi.”
Jawab Ryu dingin. “Tidak, karna kau tidak pergi aku juga tidak.” Jawab Jaehyun
sambil tersenyum kearah Ryu.
Sebenarnya, selama dua
bulan ini SeokJin, dan Jungkook terus menghubunginya memberitahukan kabar Suga
dan selalu meminta tolong padanya untuk membalas dan menemui Suga. Namun, ia
tak pernah membalas ataupun menjawab panggilan-panggilan dari 2 makhluk itu.
“Ponselmu?” ujar Jaehyun sambil menengadahkan tangannya. “Untuk?” tanya Ryu.
“Aku mau bermain game, baterai ponselku habis.” Jawab Jaehyun.
“Dasar!” Ryu gemas melihat
tingkah lelaki dihadapannya itu sambil menyerahkan ponselnya. Kali ini
ponselnya berbunyi entah untuk yang keberapa kalinya. 'Jungkookie' nama yang
tertera di layar ponsel itu. “Dia menelpon, angkat saja mungkin ada yang
penting.” Jaehyun menyerahkan ponsel Ryu padanya. “Tidak. Ini menyangkut
tentangnya, aku tidak mau Jaehyun-ah.” Ryu menolak sambil menggelengkan kepalanya. “Kau
benar-benar tak mau mengangkatnya?” tanya Jaehyun. Yang ditanya hanya
menggangguk. “Baiklah.” Ia menggeser tombol hijau itu dan berbicara setelahnya
“…” “Maaf, tapi ia tak mau menjawabnya. Aku sudah memaksanya beberapa kali,
tapi ia tetap tidak mau. Dia sudah lelah dan kecewa dengannya.” “…” “Baiklah,
akan kucoba lagi. Sampai jumpa.” Jaehyun menggeser tombol merah dan menyerahkan
ponsel Ryu.
Suga Pov.
Sudah dua bulan ia tak
menjawab dan mengangkat telponku, tak ada kabar apapun darinya setelah kejadian
malam itu. Aku yakin, dia sudah sangat lelah dengan sifatku, ia selalu berusaha
memahamiku, namun tidak denganku. Aku juga yakin, ia kecewa dengan pilihanku,
pasalnya ia sudah menunggu selama bertahun-tahun untukku dan ternyata aku lebih
memilih SeoYoon, seorang teman di Daegu yang baru beberapa bulan ini dijodohkan
denganku. Ia mungkin merasa bahwa penantiannya dan kesabarannya dalam
menghadapiku tidak menghasilkan apapun. “Aku sungguh bodoh memilih wanita lain
yang jelas-jelas tidak bisa memahamiku sama sekali. Kenapa aku harus selalu
menyakitimu?” gumamku tak jelas.
Suga Pov End.
“Ryu-ya, kau sudah siap?”
tanya Jaehyun. “Hmm, kita pergi ke dorm mereka saja, semua temanku sudah biasa
berkumpul disana.” Jawab Ryu dan segera menyambar tas kecil yang diberikan
Jaehyun untuk hadiah ulang tahunnya. Jaehyun dan Ryu berangkat menuju dorm BTS
untuk mengantarkan undangan pertunangan mereka minggu ini. Setelah sampai di
dorm, Ryu dan Jaehyun disambut hangat oleh SeokJin dan Seul Mi, namun yang
lainnya menatap tak suka pada Jaehyun.
“Kau sudah melakukan
sesuatu yang benar Ryu-ya.” SeokJin mengelus pelan surai hitam Ryu. “Gomawo Oppa, kau sudah mau mendengar
semuar ceritaku, hanya kau dan Seul Mi yang dapat mengerti aku.” Ryu memeluk
pria jangkung di depannya ini. “Ini, pertunangan kami minggu ini. Kalian
semua datang ya? Eomma appa, merindukan kalian semua.” Ryu memberikan beberapa
undangan kepada mereka dan hanya menyisakan satu di tangannya. “Kau tidak
mengundang Suga hyung, Noona?” tanya
Jimin. “Aku akan memberikan sendiri. Jaehyun, tak apa kan?” tanya Ryu meminta
persetujuan Jaehyun. Jaehyun mengangguk dan tersenyum penuh arti. Ryu melangkah
pergi menuju kamar Suga. “Maafkan kami
karna salah mengira bahwa kau yang menyebabkan mereka berpisah. Ternyata, kau
orang yang jauh lebih baik dari lelaki dingin itu. Jaga dia baik-baik ya!
Jangan membuatnya terluka, dia mudah rapuh.” Namjoon menasehati Jaehyun.
Jaehyun hanya mengangguk dan menjabat tangan seluruh orang disana.
.
“Boleh aku masuk?” Suga
mengerjap tak percaya, itu suara gadisnya. “Masuk saja.” Jawab Suga antusias.
“Bagaimana kabarmu?” tanya Ryu saat memasuki kamar Suga “kau lihat sendiri.”
Jawab Suga. “Aku kemari bukan untuk membujukmu keluar, tapi aku mau memberikan
ini. Datang ya, eomma appa yang memintaku.” Ryu menyerahkan sebuah undangan kepada
Suga, ia menatap tak percaya apa yang baru saja diberikan gadisnya itu padanya.
“I-iya, dan juga Maaf.” Mereka saling menatap, Suga melepas kerinduannya dengan
gadisnya itu dengan cara ini, walau ia tahu bahwa gadisnya sudah bukan miliknya
lagi sedangkan Ryu? Ia hanya tersenyum ke arah Suga. Ia sudah tak merasakan
apapun lagi kepada lelaki dihadapannya ini, karena hatinya sudah tergantikan
oleh Jaehyun.
~THE
END~